
Mengamalkan Spirit Al-Maun, Membela Kaum Dhuafa
Sebagai pengajar dalam lingkungan akademik, dosen memegang peranan penting dalam mengimplementasikan ilmu di masyarakat. Dalam hal pendidikan tinggi dan juga dalam perjalanan praktik secara langsung. Kesamaan teori dan praktik memiliki arti yang sangat besar, karena keduanya terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Tradisi ini diharapkan dapat memacu potensi dosen dan mampu membimbing serta mendampingi mahasiswa dalam peran strategisnya sebagai agen perubahan. Salah satu peran tersebut adalah menemukan permasalahan di lapangan yang perlu dipecahkan, agar dosen dan mahasiswa dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terkait langsung dengan permasalahan kehidupan yang dirasakan masyarakat.
Sehubung dengan tafsir surat Al-Ma’un yang menjadi pengingat kita semua untuk dapat di implementasikan ke dalam prilaku kehidupan kita sehari-hari kepada sesama manusia. Yang mana dalam surat Al-Ma’un sendiri berisi tujuh ayat, dan salah satu yang dapat menjadi renungan kita adalah perintah berbuat kebaikan kepada sesama manusia. terutama kepada mereka yang dianggap membutuhkan, seperti fakir miskin hingga yatim piatu (mustad’afin).
Ahmad Dahlan, merupakan pendiri Muhammadiyah yang sudah banyak berkontribusi untuk memajukan umat islam khususnya di Indonesia. Banyak membawa perubahan untuk membebaskan mustad’afin seperti fakir miskin dan yatim piatu dari ketertindasannya. Wujud nyata yang sudah di kembangkan seperti pendirian beberapa panti asuhan, rumah sakit, dan Lembaga Pendidikan yang mampu membantu kepada sesama pada aspek tersebut.
Dalam uraian di atas, dengan ini dapat diimplementasikan kepada persoalan yang ditemukan yakni kondisi sosial seorang bapak yang sudah berusia 50 tahun, beliau sendiri tinggal di rumah tak layak untuk di tempati di atas tanah milik seseorang dengan jarak antara tempat tidur dan dapurnya hanya 2 meter. Dimana pendapatannya hanya berkisar kurang lebih Rp. 100.000,- dan itu didapat dalam selang waktu 4 Hari. Untuk memenuhi kebutuhan tiap harinya beliau mengandalkan pemberian dari tetangganya.
Berdasarkan observasi di lapangan, diperoleh informasi bahwa profil beliau ini bernama Bapak Rusman. Beliau hidup sebagai pembakar batok kelapa dan juga penjual arang yang mana untuk membeli batok kelapanya saja Pak Rusman tidak memiliki uang yang cukup. Belum lagi biaya untuk kedua anak dan istrinya.
Berangkat dari informasi tersebut, diharapkan Istri dari Pak Rusamn bisa berjualan dengan layak untuk menambal kebutuhan keluarga. Lebih dari itu, Pak Rusman dan keluarganya dapat mengaktualisasikan potensinya bersama-sama untuk memperoleh penghasilan dengan program pemberdayaan ekonomi produktif.
Dengan ini kami mahasiswi UHAMKA mengadakan penggalangan dana untuk membantu keluarga Pak Rusman. Dengan uang yang di kumpulkan tersebut dapat di gunakan untuk usaha kecil-kecilan sehingga dapat menambal kebutuhan keluarga sehari-hari. Pada Jum’at 8 Januari 2021 pelaksanaan pemberdayaan ekonomi produktif di laksanakan secara langsung di rumah Pak Rusman. Pihak keluarga pun sangat berterima kasih dan akan menggunkan rezki ini sebaik-baik mungkin untuk keberlangsungan hidup ke depannya.