Kiat Membangun Self Awareness untuk Mahasiswa
Self-awarenes adalah kemampuan atau keterampilan seseorang dalam memahami dirinya. Sebelumnya yang kita ketahui setiap orang pasti memiliki keterampilan yang berbeda-beda karena tiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan diri yang berbeda dan juga unik. Self-awareness dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensi yang ada dan juga untuk bersikap serta bertindak sesuai keterampilan yang seseorang itu miliki.
Pada era pandemi covid-19 saat ini banyak sekali yang kita ketahui berbagai permasalahan yang muncul akibat dampak dari pandemi covid-19. Seperti yang kita rasakan biasanya seminar dapat dilakukan dengan bertemu fisik tetapi ini tidak. Selain itu, kita diharuskan untuk selalu berada di rumah saja, bekerja di rumah, belajar di rumah. Seakan kegiatan di dalam rumah yang berulang secara terus menerus membuat kita menjadi aktivitas yang terbatas tetapi juga juga banyak. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun atau mengembangkan self-awareness selama masa pandemi ini berlangsung, antara lain sebagai berikut:
Menyadari Kondisi yang Sedang Berlangsung
Sesuai dengan pengertian self-awareness bahwa setiap manusia memiliki kemampuan dalam memahami dirinya; entah itu memahami berupa apa yang ada di dalam diri sendiri maupun yang ada di luar. Memahami dengan baik, kondisi yang sedang berlangsung ini sangatlah penting; karena fungsinya ketika kita dihadapkan oleh suatu situasi yang menuntut kita untuk bertindak; kita jadi tau apa penyebab yang melandasi suatu tindakan kita dan bagaimana seharusnya bersikap dengan baik.
Seringkali atau bahkan keseharian kita itu diakomodasi oleh “auto pilot mode” yaitu di mana kita bergerak atau bertindak tanpa adanya kesadaran diri jadi semua apa yang kerjakan kesannya berjalan otomatis dan kita tidak sadar bahwa kita telah melakukan itu. Hal ini yang mengakibatkan kita terlalu sibuk dengan pikiran kita sehingga ketika ada permasalahan kita jadi tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Untuk melakukan penyadaran diri ini tidak semudah membalikkan telapak tangan; karena kita benar-benar harus menyadari apa yang kita rasakan saat ini.
Misalnya, ketika kita melakukan presentasi di depan kelas terkadang kita sedang mengaktifkan mode auto pilot; seperti yaudah saat ini saya presentasi terus memaparkan nanti di tanya-jawab saya harus jawab. Nah sebaiknya kita harus menyadari juga kondisi kita secara baik, seperti ketika mau maju presentasi dan merasa dada berdebar tandanya saya gugup. Saya harus melakukan sesuatu agar saya tidak gugup. Nah seperti itu. Jadi keberfungsian self-awareness dalam meregulasi emosi atau pengambilan keputusan juga jadi nampak.
Berkaca Diri dan Evaluasi
Berkaca diri di sini dimaksudkan dengan mengetahui atau melihat kekuatan dan kelemahan diri untuk dijadikan bahan pengembangan diri. Namun kadang untuk menjawab itu secara jujur tanpa menghakimi diri sendiri itu bukan perkara mudah. Seperti, untuk bilang kelemahan kita adala malas, kita kadang tidak mau mengakui kalau kita ini malas. Tetapi di balik itu, ketika kita memiliki keinginan atau niat yang baik untuk berkembang pasti banyak hal positif yang akan kita dapatkan.
Misalnya, kelemahan diri saya itu jelek banget di public speaking nya; kadang susah ketika harus berbicara di hadapan khalayak, gugup atau bicaranya berbelit, tapi saya sadar bahwa saya adalah pendengar yang baik. Nah saya jadikan ini pengembangan buat diri; sehingga tidak selalu fokus pada apa yang bagus atau apa yang jelek saja, namun seimbang keduanya.
Dengan begitu, kita bisa berlatih berbicara di depan umum dan juga meningkatkan kekuatan mendengarkan saya. Evaluasi diri juga bisa dilakukan penilaian dari orang lain terhadap diri kita; seperti kita bertanya kepada teman pendapatnya tentang kita , karakter apa yang menonjol diri kita dan apa kira-kira yang harus kita ubah.
Berlatih Menjadi Pendengar yang Baik
Menjadi pendengar yang baik dalam artian mendengarkan dengan penuh perhatian dan fokus; secara sadar kita akan mendengarkan atau melakukan dialog batin sendiri dengan diri sendiri. Seperti dalam mengerjakan tugas akhir pasti kita akan merasakan kesulitan, terus kita merasa kita perlu berdiskusi dengan orang lain atau malah ada temen kita yang datang ke kita buat curhat.
Ketika teman kita curhat “Iya nih susah banget tugas nya, deadline nya juga sebentar lagi, mana tugas mata kuliah lain juga banyak. Kamu sudah ada yang selesai belum?” Jika misalnya kita jawab “Iya nih aku juga merasakan seperti itu. Kamu kalau nyelesain tugas tuh gimana sih?” lalu teman itu menjelaskan bahwa dirinya mengerjakan tugas dari bagian yang paling mudah dan terus menerus dicicil sedikit demi sedikit. Dengan sadar ternyata kita telah jadi pendengar yang baik karena dalam hatinya telah melakukan dialog batin; “oh begitu, aku juga pernah kaya gitu tapi ga efektif, ah coba deh buat coba lagi.” Dengan begitu kita jadi punya perspektif baru terkait bagaimana kita menyelesaikan masalah atau tugas apapun.
Journaling
Kegiatan journaling merupakan kegiatan menulis yang menyenangkan sehingga kita jadi tau apa yang kita kerjakan dalam satu hari ini, apa yang kita rasain dalam satu hari ini, apakah lebih bahagia dengan hari kemarin atau bahkan sebaliknya. Dengan journaling juga kita bisa melakuakan evaluasi lagi apa yang perlu kita tingkatkan dan apa yang perlu ubah dari diri kita sendiri.
Journaling juga menurut penelitian sangat bermanfaat buat merencanakan sesuatu di masa yang akan datang dan juga meredakan stress (stress relief). Jika belum terbiasa dengan journaling bisa mulai dengan membuat planning kecil dari harian sampai mingguan. Dari sana kita pasti akan berfikir bahwa 24 jam kita yang kita lalui itu tidak akan menjadi sia-sia dan 1 detik tidak ada yang terbuang untuk hal yang tidak berguna.
Tetapkan Niat dan Mulailah Bergerak!
Self-awareness ini ternyata sangat mempengaruhi kognitif dan psikomotor sekali. Seperti tadi di awal ya kita sudah mengetahui pengertian self-awareness itu sendiri terus pemaparan sepenting itu ternyata self-awareness di hidup kita. Nah mungkin dalam diri ada tersimpan niat buat “oh iya saya mau coba deh buat cari tau kelemahan dan kekuatan saya”. Jika sudah ada niat maka harus diikuti juga dengan psikomotor atau adanya bentuk upaya untuk menggerakkan niat. Mulailah dari niat dan pergerakkan kecil, karena sesungguhnya dari sesuatu yang kecil akan melahirkan banyak perubahan yang amat besar.
Sumber: https://rahma.id/kiat-membangun-self-awareness-untuk-mahasiswa/