
Mahasiswi Psikologi UHAMKA Berbagi Kiat Mengatasi Prokrastinasi Akademik ke Siswa SMP Negeri 2 Lemahabang
Dalam dunia pendidikan, adanya pemberian tugas kepada para siswa merupakan hal yang lumrah dilakukan dan telah menjadi bagian tak terelakkan dari dunia pendidikan itu sendiri. Namun, pada praktiknya banyak siswa yang merasa enggan dalam mengerjakan tugas sehingga memilih untuk menghindar dari tugas tersebut.
Perilaku prokrastinasi umumnya dipicu oleh adanya rasa malas, ketakutan akan melakukan kesalahan dan gagal dalam tugas serta sifat perfeksionisme yang berujung pada penurunan rasa percaya diri dalam mengerjakan tugas.
Atas dasar permasalahan tersebut, mahasiswi Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) Jakarta bekerja sama dengan SMP Negeri 2 Lemahabang untuk mengadakan kegiatan psikoedukasi yang mengusung tema “Mengatasi Prokrastinasi Akademik dengan Meningkatkan Pemahaman Self-Compassion”.
Pelaksanaan Psikoedukasi di SMP Negeri 2 Lemahabang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan yang menyasar siswa-siswi kelas 9 ini diselenggarakan pada Jumat (18/08/2023) di SMP Negeri 2 Lemahabang, Desa Cipeujeuh Kulon, Kabupaten Cirebon.
“Umumnya, prokrastinasi akademik hanya dikaitkan dengan ketidakmampuan individu dalam mengelola waktu yang dimilikinya. Padahal, terdapat unsur emosi yang juga memicu individu untuk melakukan suatu penundaan terhadap tugasnya,” terang Julia Savira, mahasiswi Fakultas Psikologi UHAMKA dalam paparannya.
Julia melanjutkan, untuk meminimalisir perilaku prokrastinasi, terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh para siswa, salah satunya dengan menumbuhkan self-compassion pada diri sendiri. Self-compassion merupakan suatu bentuk sikap welas asih terhadap diri sendiri yang mencakup penerimaan terhadap segala bentuk kegagalan, kekecewaan, atau kekurangan dengan memaknai semua hal tersebut sebagai bagian dari pengalaman manusia pada umumnya.
“Hasil riset menemukan bahwa orang yang melakukan prokrastinasi biasanya akan melakukan suatu perilaku yang disebut self-depreciation atau mencela diri secara berlebihan akibat ketidakmampuannya dalam mengerjakan tugas. Hal ini selain beresiko meningkatkan stress juga berdampak pada menurunnya rasa percaya diri. Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan sikap self-compassion pada diri” ujar Julia.
Dijelaskan pula oleh Julia, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mulai menumbuhkan self-compassion diantaranya, mulai menerima segala kekurangan dan pengalaman mengecewakan yang telah terjadi, berhenti mengucapkan hal-hal negatif terhadap diri sendiri, melakukan afirmasi positif kepada diri sendiri, mengarahkan diri ke arah dan lingkungan yang lebih baik, serta sabar dan konsisten dengan segala proses yang dilalui.