
Mahasiswi Psikologi UHAMKA Bagikan Tips Meregulasi Emosi guna Mengurangi Prokrastinasi Akademik pada Siswa SMA Negeri 1 Ciniru Kuningan
Prokrastinasi akademik kerap menjadi permasalahan di dunia pendidikan. Dikarenakan hal tersebut merujuk pada perilaku menunda pekerjaan yang diberikan berupa tugas sekolah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para siswa menunda-nunda dalam mengerjakan tugasnya yaitu perasaan takut gagal, bad mood, stres, terkendala sumber referensi dan lainnya. Banyak dari mereka berpikir bahwa tenggat waktu yang masih lama juga membuat mereka memilih untuk melakukan aktivitas yang lain alih-alih mengerjakan tugasnya. Perilaku tersebut menjadi bentuk penghindaran stres walau hanya sementara sebab pada akhirnya pun tugas tersebut harus tetap dikumpulkan. Kemudian mereka akan mengerjakan dengan waktu yang minim saat mendekati tenggat waktu dan justru tekanan stres yang dirasakan akan semakin meningkat serta timbul perasaan cemas.
Dari permasalahan yang muncul itulah, Nanda sebagai mahasiswi Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) tergerak untuk melakukan suatu perubahan menuju arah yang lebih baik dengan menggelar psikoedukasi yang berkerja sama dengan SMA Negeri 1 Ciniru, Kabupaten Kuningan. Kegiatan itu membahas tentang bagaimana cara meregulasi emosi guna mengurangi prokrastinasi akademik yang disambut baik oleh para siswa. Mereka terlihat antusias mendengarkan pemaparan dari Nanda selaku narasumber di kegiatan tersebut.
“Emosi memainkan peran penting dalam perilaku penundaan pengerjaan tugas. Maka dari itu penting bagi kita untuk meregulasi emosi,” pungkas Nanda dalam pemaparannya. Emosi menjadi esensial bagi manusia sebab dengan hadirnya emosi dapat mendorong manusia untuk bertindak. Tanpa ada emosi, hidup akan terasa datar dan seolah tak bernyawa. Emosi sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu emosi positif yang mengarah pada perasaan positif sementara emosi negatif merujuk pada munculnya perasaan yang tak diinginkan dan membuat kondisi psikologis seseorang menjadi tidak nyaman. Penting bagi kita untuk dapat mengatur emosi yang ada di dalam diri dan jangan sampai emosi yang memegang penuh atas kendali diri khususnya emosi negatif. Sebab itulah sebagai individu kita harus mampu mengendalikan emosi yang ada di dalam diri bukan sebaliknya.
Meregulasi emosi dapat dilakukan dengan menerima dan mengakui semua emosi yang hadir terlebih dahulu karena beberapa orang memilih untuk menyangkal emosinya sendiri sebagai bentuk peredaman emosi. Padahal emosi perlu diakui dan divalidasi, baik emosi positif maupun emosi negatif. Kemudian, individu juga harus mampu menemukan cara yang efektif untuk menetralisir emosi sebab ada banyak cara yang dapat dilakukan misalnya saat merasakan emosi negatif, beberapa orang memilih aktivitas yang disukainya seperti mendengarkan musik. Cara tersebut mungkin akan efektif pada sebagian orang. Selain itu, mengontrol respon emosi juga penting seperti nada suara atau tingkah laku. Respon emosi yang berlebihan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Ada pula cara lain yang dapat dilakukan untuk meregulasi emosi yaitu dengan mengarahkan pemikiran dan perasaan pada hal-hal positif dan menyenangkan serta memilih situasi yang tepat dalam menetralisir emosi yang dirasakan. Cara-cara tersebut dilakukan agar emosi dapat terkontrol dengan tujuan mengurangi perilaku prokrastinasi akademik.