
Kisah Haru Mahasiswa Uhamka Bantu Bu Salihani
Ibu Salihani, yang biasa dikenal oleh masyarakat sekitar adalah penjual jajanan minuman es. Saat itu, ibu Salihani sedang mengandung anak ketiga. Seiring berjalannya waktu, lahir anak ketiga dari 4 bersaudara bernama Satria Ali Zabir yang divonis down syndrom.
Oleh karena itu, ibu Salihani ingin merawat anaknya sehingga memutuskan untuk berhenti berjualan. Saat ini Satria berusia 3 tahun 9 bulan dengan berat badan saat ini 6 kilogram. Waktu Ibu Salihani melahirkan, Satria terlahir dengan prematur yaitu lahir dalam kurun waktu 9 bulan kurang.
Hal ini juga disebabkan karena saat itu Ibu Salihani mengalami pecah ketuban, jadi terpaksa harus dilahirkan saat itu juga. Ibu Salihani mengatakan, Satria lahir memiliki berat badan yang normal seperti bayi pada umumnya tetapi kata bidan paru-parunya belum siap dan sempat keminum air ketubannya. Ketika di usia 6 bulan, Satria mengalami sakit panas sampai sempat kejang tapi belum sempat melakukan kontrol lanjutan.
Kemudian saat usia 1 tahun Satria sakit lagi sampai dirawat. Berawal dari hal tersebut, dokter mengatakan bahwa Satria memiliki kelainan down syndromenya dan flek paru, sahingga harus rutin minum obat flek selama 6 bulan. Masuk bulan ke 7, Satria koma karena diare dan dehidrasi berat, kemudian di CT scan hasilnya ada penyakit meningo ensefalitis/ada cairan di otaknya, bisa dibilang hydrosefalus.
Hanya saja, satria kepalanya tidak membesar karna tulang kepalanya sudah keras. Setelah saat itu kondisinya Satria menurun dan syaraf-syarafnya menjadi terganggu. Jadi, saat Satria sadar dari koma, Satria merasa menjadi seperti bayi lagi. Sampai saat ini cuma bisa terbaring ditempat tidur, makan, dan minum pun cuma dari susu Pediasure.
Ibu Salihani dan suaminya tetap berjuang walaupun kondisi yang bisa dibilang berat. Suami ibu Salihani dulunya bekerja sebagai buruh di suatu pabrik. Kemudian karena pandemi Covid-19, suami ibu Salihani dirumahkan oleh pabrik tersebut (PHK). Sekarang beliau hanya mengandalkan pekerjaan sebagai ojek online. Belum lama ini Satria sakit lagi, dehidrasi karena kurang cairan dan dirawat lagi.
Penyebab utamanya dikarenakan susu yang biasa dikonsumsi Satria tidak bisa terbeli lagi dan suami ibu Salihani sulit untuk mendapatkan penumpang dalam kondisi pandemi ini. Setelah Satria dirawat, dokter menyarankan pemeriksaan lebih lanjut untuk cek endokrin, kromosom, tiroidnya, jantung, paru, syaraf, mata, THT, gizi, dan tumbuh kembang.
Oleh karena itu, kami dari mahasiswa/i Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) semester lima yang beranggotakan Suthera Palupi, Safira Anjalie, dan Ramadhanu Triyansyah ingin membantu keluarga Ibu Salihani untuk membuka kembali usahanya, agar Ibu Salihani bisa membantu suaminya mencari tambahan uang untuk pengobatan satria dan juga biaya kehidupan sehari-hari.
Cara yang kita gunakan adalah dengan menggalang dana bagi siapapun yang mau bersedekah untuk keluarga Ibu Salihani dan kesembuhan Satria. Penggalangan dana ini kami lakukan dengan membuat pamflet dan broadcast atau pesan siaran di whatsapp, line, instagram, dan media sosial lainnya.
Kami mulai mengumpulkan dari tanggal 24 Oktober 2020 sampai awal 2021. Alhamdulillah donasi yang telah terkumpul sebesar Rp 5.400.000 . Pada 13 Januari 2021, kami membelanjakan uang donasi tersebut untuk membeli barang-barang yang berkaitan usaha yang dulu Ibu Salihani jalani.
Adapun diantara barang yang kami belanjakan seperti peralatan memasak, perlengkapan warung, bahan makanan dan minuman yang akan dijual, sembako, dan lain-lain. Lalu pada tanggal 16 Januari 2021 kami menyalurkan bantuan yang kami belanjakan kepada Ibu Salihani.
Ibu Salihani memberikan kesan dan pesan terhadap kegiatan yang kami lakukan. “Kesan saya terhadap bantuan ini pastinya sangat senang, ternyata masih ada yang peduli dengan kehidupan keluarga kami, terutama mahasiswa psikologi Uhamka. Untuk kakak semuanya, mudah-mudahan ini bermanfaat untuk keluarga saya. Terima kasih sekali lagi yg telah berperan untuk membantu dan para donatur, semoga dilancarkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, pokoknya yang bagus-bagus,” ujarnya.
Dia juga berpesan kepada semua orang yang kondisinya sulit, untuk jangan pernah menyerah. “Karena Allah juga menitipkan rezeki untuk pada orang lain,” katanya.
Sumber Berita : https://madrasahdigital.co/berita/kisah-haru-mahasiswa-uhamka-bantu-bu-salihani/